Grup Dan Ajakan Palsu Di Telegram

Dipostkan pada 2021-09-06 oleh Admin
Anda pernah tiba-tiba dituduh mengajak orang ke dalam sebuah grup atau halaman di Telegram? 

Atau, Anda mendapati dimasukkan ke sebuah grup sementara orang yang mengajak mengklaim tidak pernah mengundang atau memasukkan ke grup yang dimaksud?

Ternyata, masalah seperti ini sudah terjadi di Telegram sejak lama. Namun, terjadi lagi pada akun-akun yang tidak memperbaiki pengaturan keamanan mereka.

Kendala sistem open source dan atau boleh menggunakan bot memang begitu. Orang-orang tertentu yang pintar, dengan menganalisis source code Telegram, kemudian dapat menemukan celah keamanan dan atau dapat membuat bot yang fungsinya sangat unik. Dalam kasus yang kaki bahas, ini adalah celah keamanan dan celah keamanan ini dimanfaatkan untuk membangun sebuah grup sehingga memiliki member yang banyak dan aktif dengan memasukkan orang terdekat secara jarak, kebiasaan atau kriteria lain, termasuk mengajak orang yang ada dalam list kontak anggotanya.

Hal yang membuat tidak nyaman adalah: bot yang dibuat dapat mengambil data identitas anggotanya, kemudian memasukkan orang lain atau di dalam kontaknya, namun memindahkan tanggungjawab tersebut ke anggota ini. Karena dilakukan tanpa sepengetahuan anggotanya, anggota yang ditunggangi identitasnya lebih mungkin tidak tahu apa-apa, bahkan walau tindakan tersebut terjadi lebih dari sekali.

Sementara itu, yang dimasukkan grup tahu-tahu dirinya sudah masuk grup yang asing. Bertanya ke yang terperiksa memasukkan, malah dianya mungkin mengaku tidak tahu.

Bagaimana Bot Bisa Melakukannya?

Untuk dapat mencuri data anggotanya, ketika dimasukkan grup atau belum, akun target diretas oleh pemilik grup. Dengan modal data curian, bot kemudian mengganti identitas menjadi sama dengan akun target. Kemudian, bot memasukkan orang asing atau dalam list kontak target ke dalam grup. Karena bot menggunakan identitas target, orang baru akan mendapat peringatan berupa pita transparan mengapung di bagian atas bahwa orang baru ini diundang atau dimasukkan ke grup oleh seseorang. Jika orang baru ini agak lama di dalam grup dan beraktifitas, orang baru ini dapat menjadi akun tunggangan lagi untuk mengajak atau mengundang orang lebih banyak.

Berdasarkan penjelasan ini, awal dari kejadian ini adalah peretasan akun yang hendak dimunculkan sebagai pengajak ke grup. Kerentanan keamanan akun menjadikan peretasan berhasil.

Ini dimungkinkan terutama terkait pengetahuan pemilik akun terhadap keamanan sangat rendah. Pemilik tidak memiliki kepedulian bahwa peretasan akunnya bisa menyusahkan orang lain. Karena kepedulian itu tidak ada, biasannya pemilik akun yang diretas menanggapi komplain dan lain-lain seperti orang sedang menstruasi dan tentu saja tidak pernah mau mengaku menyusahkan orang lain.

Terkait bahaya yang terjadi, jalan terbaik yang harus diambil adalag mrmblokir akun yang diretas agar Anda berhenti diajak atau dimasukkan ke grup yang tidak dikehendaki.

Sekian, semoga menjawab keluhan para pengguna aplikasi Telegram.

SB