Mengapa Selalu Minum Air Demineralisata Berbahaya

Dipostkan pada 2016-10-23 oleh Admin

Mengingat adanya iklan sebuah air kemasan di masyarakat terkait air demuineral atau air rendah mineral yang menyembuhklan segala macam penyakit, kami pikir perlu untuk memberi pemahaman pembanding kepada masyarakat. Melalui media ini, kami berikan dasar pengertian dan perbandingan pemikiran terkait manfaat maupun bahaya meminum air demineralisata atau air rendah mineral dalam waktu lama.

Tubuh memiliki cadangan mineral dalam jumlah terbatas kecuali mineral kapur, dan itu pun bukan cadangan tanpa batas. Bahkan cadangan kapur sebagai tulang ini pun dapat  habis jika dibuang secara perlahan terus menerus tanpa pengambilan kapur dari  luar tubuh untuk disimpan di dalam tubuh. Bahkan secara normal, kita memasukkan mineral secara rutin melalui garam, buah, umbi-umbian dan bahkan semua makanan, terutama untuk mempertahankan kandungan mineral di dalam tubuh, terutama untuk mineral yang termasuk dalam kelompok alkali.

Minum air demineralisata atau rendah mineral akan menyebabkan arus pembuangan mineral lebih dari arus asupan mineral, terlebih lagi jika air minum tanpa mineral. Terlebih lagi jika diet dilangsungkan dengan kontrol garam yang ketat, perbedaan arus pembuangan mineral dan asupan mineral ini akan semakin besar. Pada suatu ketika tercapai kadar mineral tubuh minimum baik berjumlah satu mineral ataupun bersamaan beberapa mineral, dan ini akan menampakkan gangguan fisiologis yang serius pada tubuh.

Satu mineral yang dapat dijadikan contoh adalah kapur. Kapur normalnya di dalam tubuh disimpan sebagai kalsium karbonat di dalam tulang. Kalsium ini menjadikan tulang padat, rapat dan kuat. Secara normal, kalsium dibuang dalam jumlah yang sangat kecil melalui keringat dan kencing. Jika asupan kalsium rendah atau kapur tidak ada, secara perlahan kapur tulang itu akan terlarut ke dalam darah dan cairan tubuh untuk mengganti kapur yang terbuang. Walaupun pembuangan ini berjumlah kecil, dalam jangka panjang dapat kita prediksi efeknya. Kita bisa hitung menggunakan rumus berikut:

Misalkan setiap kali membuang kapur dalam bentuk keringat dan kencing adalah 1 ppm ( 1/sejuta ).

Jika kencing dan keringat yang kita buang sehari adalah 2L, maka dalam sehari kita membuang 0,002 mg. Dalam setahun ( 360 hari ) akan terbuang 0,720 mg. Dalam sepuluh tahun akan terbuang 7,2 g kapur.

Dengan lambatnya pembuangan kapur dari dalam tubuh, banyak orang tidak menyadari hal ini terjadi, tahu-tahu mereka mengalami osteoporosis atau kerapuhan tulang ketika usia tua datang. Osteoporosis adalah salah satu indikasi rendahnya kadar kapur di tulang.

Untuk mineral yang mudah diserap dan dapat menampakkan efek yang cepat, perbedaan besar pembuangan mineral dan asupan mineral sebagai akibat asupan air dan makanan/minuman rendah mineral, gangguan kesehatan akibat kejadian ini relatif mudah diselesaikan. Namun jika mineralnya sejenis dengan kapur, sulit diserap dan pembuangannya berlangsung lambat, gangguan kesehatan dapat berlangsung lama dan dapat mengalami salah diagnosis.

Apa yang dapat dilakukan?

Untuk mencegah gangguan kesehatan akibat minum air rendah mineral atau malah tanpa mineral, maka penambahan mineral harus dilakukan terhadap makanan atau minuman yang diasup sehari-hari. Penambahan garam dari sumber alami seringkali sangat diperlukan terutama untuk memperoleh mineral-mineral yang kadar almiahnya sangat rendah, namun ketiadaannya di dalam tubuh dapat menimbulkan gangguan kesehatan serius.

SB