Kalang Kabut Ukm Renon

Sejak beberapa bulan terakhir, EO acara UKM menyadari potensi ekonomi lapangan Renon dan iki mendorong mereka sebisanya tiap minggu mengadakab event di sini. Kemudian ketika kondisi terlalu ramai dan lapangan terkesan area pasar senggol, dibuat pengetatan agar acara terkandung stan kuliner maksimum hanya 1 setiap hari. Spat terikuti selama sebulan. EO yang berpartisipasi ternyata bertambah sehingga tidak ada celah dimana mereka bisa dapat waktu. Kemudian yang dilakukan adalah minta perkecualian sebagaimana yang terjadi tanggal 15 April 2018. Ada lima event di lapangan Renon menjadikan situasi lapangan sekacau sebelum pengetatan.
Situasi ini memunculkan antisipasi dan penertiban di kalangan pemerintahan provinsi dengan mengeluarkan pergub pembatasan event terkandung kuliner dimana tidak diperkenankan ada stam kuliner yang melakukan pengolahan makanan di area lapangan. Walaupun definisi "pengolahan makanan" yang dimaksud belum jelas, sementara untuk jaga jaga, semua event terkansung kuliner dibatalkan.
Pembatalan ini menyebabkan acara EO UKM yang sudah jauh jauh hari merekrut peaerta dan sudah dijadwalkan menjadi kalang kabut terlebih pergub itu dikeluarkan berlaku tanggal 16 April 2018. Yang pertama kena dampak adalah event tanggal 21 dan 22 April 2018. Kontrak EO dengan pihak pendukung seperti sound system, MC, tenda, meja, kursi dan pengisi acara yang sudah diberikan DP dan pemberian DP ini tidak bisa dikembalikan, membuat pihak EO pusing berat.
Di lain pihak, menjadi kewajiban pemerintahan provinsi membina UKM namun ketika pembinaan ini demikian diminati walau sebatas perijinan penggunaan lapangan Renon, mendadak keluar larangan penggunaan lapangan untuk event terkandung kuliner. Sampai saat ini, belum ada titik temu dan penyelesaian dari provinsi terkait mandeknya pembinaan UKM terakhir.
Dalam kondisi kelesuan pasar, mengontrak tempat lebih berpotensi gulung tikar, namun hendak berpromosi dan berjualan dalam event di area potensial, malah dilarang.
Entah bagaimana kindisi ekonomi para UKM ini, banyak yang menjadi pesimis. Kita tunggu realita kejadian berikutnya.
SB