Smile Bali, Derita Ruang Hijau Kota

Hari Minggu, 21 Januari 2018 dibuka dengan curah hujan tinggi mengikuti hujan beberapa jam sejak tanggal 20 Januari 2018. Di Lapangan Puputan Margarana, Renon, panitia acara Smile Bali sedang giat menata infrastruktur mulai dari panggung hingga perlengkapan lainnya untuk memastikan pelaksanaan acara tersebut. Mobil dan truk pun lalu lalang keluar dan ke dalam lapangan yang biasa digunakan untuk Senam Jantung Sehat, di area utama depan Kantor Gubernur Bali.
Hingga Minggu menjelang jam-jam pelaksanaan Smile Bali, menjelang acara Car Free Day yang berlaku di lapangan ini, mobil dan truk masih lalu lalang diramaikan rintik-rintik air hujan yang sempat jeda sebentar saja.
Semua sibuk memperhatikan infrastruktur acara, mereka lupa bahwa tindakan mereka merusak pemandangan yang selama ini terjaga baik di Lapangan Puputan Margarana itu. Rumput hijau yang menghampar di area utama berubah menjadi lumpur dan tingkat kerusakan yang terjadi sangat parah sebagai akibat masifnya lalu lalang kendaraan baik truk dan mobil di area ini. Acara pokok pun berlangsung dengan nuansa miris, rusaknya lapangan dan jijik menginjak lapangan yang kini berubah menjadi lumpur becek.
Di tepi area, daerah dimana para UKM mendirikan dagangan mereka tampak sangat kumuh dan jorok beralas lumpur becek. Entah bagaimana pembeli akan mendekat ke meja dagangan mereka dengan situasi seperti itu, adakah pembeli akan mendekat? Adakah balik modal dari uang yang dikenakan sebesar Rp 350 ribu?
Rusaknya ruang hijau terbuka Lapangan Puputan Margarana itu tak luput dari perhatian masyarakat yang di saat yang sama hadir di Minggu 21 Januari 2018. Ini menjadi perbincangan yang memanas di sebuah forum facebook dengan nada keprihatinan.
Panitia telah melupakan faktor penting dari tatanan Ruang Hijau Terbuka yang selama ini terjaga. Adakah ini terkait juga bahwa panitia lupa bahwa ini acara dinas yang semestinya gratis untuk para UKM?
SB