Sinetron Penyebaran Agama Monoton

Saat ini, sinetron menjadi hidangan ke pemirsa televisi di Indonesia mendominasi acara-acara lain. Sinetron pun masuk ke semua lini televisi. Namun terjadi degradasi kreativitas dan degradasi variasi, karena sinetron kini didominasi oleh sebuah agama dan berkecenderungan menjadi sarana penyebaran sebuah agama saja.
Jika ditarik bagaimana semua kegiatan dapat dilaksanakan, tidak lain atas dukungan dana, maka sangat mungkin terjadi penyebaran agama yang masif disebabkan anggaran negara untuk departemen agama menjadi 5 besar anggaran terbesar. Bahkan jika tidak salah anggaran ini melebihi anggaran pendidikan nasional. Namun sayangnya sebagaimana rahasia publik bahwa dalam banyak urusan, departemen lebih mirip dengan departemen agama Islam. Ini disebabkan urusan kependudukan masyarakat beragama lain dilimpahkan ke catatan sipil, umat Islam tetap dipegang oleh departemen agama.
Rendahnya kreativitas ini menghilangkan sebuah ciri realita dalam kehidupan masyarakat di Indonesia bahwa masyarakat Indonesia majemuk. Sangat berbeda dengan film-film dan sinetron terdahulu yang belum dimasuki agama, variasi dan kreativitas perfilman demikian menggairahkan, boleh dikatakan film-film Indonesia merajai hiburan film di Indonesia mengalahkan film asing.
Entah, itu menggunakan APBN atau bukan, tetapi kami rasakan bahwa dunia sinetron di Indonesia semakin menjenuhkan karena monoton satu warna, sangat jauh dari realita Indonesia yang majemuk. Ini menjadikan film-film asing dari film China hingga hollywood semakin memperoleh pasar di Indonesia.
SB