Penurunan Jumlah Ber-ktp Hindu, Yang Ribut Justru Mui

Kami sempat membaca sebuah ulasan dari media Tirto.id terkait kemungkinan penurunan jumlah orang ber-KTP Hindu di Indonesia. Secara hitung-hitungan memang ini mungkin terjadi karena dominan kepercayaan yang ada di Indonesia bernaung dalam wadah agama Hindu karena faktor kemiripan. Namun sampai saat ini, lembaga agama Hndu tidak ribut hingga ke tingkat pusat terkait keputusan MK untuk membolehkan pencantuman aliran kepercayaan dalam KTP.
Baru-baru ini, dalam halaman Tempo.co, kami membaca bahwa MUI dan seluruh ormas Islam menolak keputusan MK ini disebabkan melanggar kesepakatan dalam pembentukan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Menurut opini saya, keputusan MK sepertinya bertentangan dengan sebuah gerakan yang selama ini sedang digencarkan yaitu Islamisasi warga yang belum sepenuhnya menjadi Islam, termasuk yang ber-islam KTP. Jika keputusan MK ini berlaku maka Islam KTP tidak akan ada dan secara terang-terangan mereka akan mencantumkan "aliran kepercayaan" dan tidak boleh diakali atau diislamkan melalui jalur resmi maupun non-resmi.
Salah satu yang banyak ber-islam KTP adalah penduduk Jawa, melalui aliran-aliran yang selama ini berlindung dalam KTP Islam, salah satunya Sapta Dharma, telah menunjukkan itikadnya untuk mencantumkan "aliran kepercayaan", bukan lagi salah satu agama. Jika ditilik jumlahnya, penganut Sapta Dharma dan aliran kepercayaan di Jawa dan luar Jawa yang selama ini berlindung dalam KTP Islam sangatlah besar, sehingga wajar MUI dan ormas Islam merasa terusik atas keputusan MK dan dengan beragam alasan berupaya membatalkan keputusan final tersebut.
Sebagai implementasi di lapangan, walaupun keputusan MK sudah final, akan terjadi perlawanan atau pelanggaran operasional terkait boleh tidaknya pencantuman "aliran kepercayaan" dalam KTP. Mereka sangat mungkin melakukan tindakan mempersulit atau menghalang-halangi pelaksanaan keputusan MK.
Tapi, yang benar adalah realita dan realita itu akan terungkap jika ada yang bercerita apa adanya, benarkan akan ada perlawanan ataukah tidak, kita simak hari-hari ke depan.
SB