Pengaruh Parkir Dan Ukuran Mal Di Denpasar

Dipostkan pada 2017-11-15 oleh Admin

Sekitar beberapa minggu kami mencoba berjualan di sebuah mal favorit ( menurut kabar ) di Kota Denpasar, yang tidak sebagaimana Mal di Kuta mengalami tiga hal yang berbeda: 1) ukuran relatif kecil; 2) parkir yang tidak mencukupi; 3) penataan lingkungan bisnis yang non ekslusif.

Pada akhirnya kami menemukan pengaruh yang saling mendukung mengarahkan pada penurunan omzet yang signifikan. Mungkin kami berikan gambaran bahwa ketiga faktor tersebut saling mendukung, berdasarkan sifat manusiawi untuk mencari barang dengan kualitas sepadan dan harga semurah-murahnya. Jika ukuran mal termasuk kecil maka ketika timbul lapar pada pengunjung mal, berjalan ke luar mal untuk mencari alternatif pedagang di luar mal, menjadi alternatif yang layak dipertimbangkan.

Faktor kedua adalah terkait dengan parkir, bahkan walaupun motor pun tidak tertangani, sampai-sampai tenan pun harus parkir liar di tepi jalan. Ketika ini terjadi, pengunjung mal mengalami kesulitan parkir, dan jika pun ada parkir, tarifnya bervariasi dan menjadi mahal ketika bertemu parkir yang dikelola preman, pengunjung akan enggan mengunjungi mal terkait alasan kenyamanan titipan mereka.

Faktor ketiga terutama terkait dengan faktor pertama, penataan lingkungan bisnis yang non ekslusif, pusat bisnis modern berdampingan dengan bisnis yang kelas pedagang kaki lima ( PKL ) dan pedagang biasa yang menyediakan barang dengan harga murah, terutama makanan dan minuman, ketika timbul rasa lapar pada pengunjung mal, maka lingkungan inilah yang dikunjungi oleh pengunjung mal.

Kesimpulan kami ini diperkuat oleh kinerja sesama tenan di mal tersebut, dimana persaingan dengan pedagang di luar mal memang benar-benar terjadi. Untuk menarik minat pembeli tetap bertahan di lingkungan mal, mereka menawarkan promo-promo dalam frekuensi yang di luar kebiasaan. Demikian pun beberapa tenan terdengar menawarkan harga yang tidak biasanya di tempat lain, bahkan mendekati harga pedagang di luar mal.

SB