Kenekatan Dan Minimnya Partisipasi Drone Untuk Keselamatan

Dipostkan pada 2017-10-06 oleh Admin

Hari ini kami membaca melalui media sosial terkait adanya seorang WNA Australia yang memanjat Gunung Agung yang dinyatakan berstatus awas, membuat video selfie ( vlog ) memperlihatkan kawah Gunung Agung mengeluarkan asap solfatara. Kejadian ini adalah kali kedua setelah yang dilakukan oleh seorang pemangku dari Karang Asem.

Tentu saja ini mengundang keprihatinan, mengapa kejadian ini diulang / diijinkan terjadi berulang. Masyarakat Bali prihatin dan juga merasa beruntung dengan adanya informasi video kawah Gunung Agung terkini. Namun, sesungguhnya kajian dari badan penaggulangan bencana dan gunung berapi seharusnya sudah cukup menjelaskan situasi awas Gunuung Agung, tidak perlu menggunakan cara-cara klasik yang berisiko seperti itu.

Jika memang diinginkan bukti visual kondisi kawah Gunung Agung, seharusnya ada alternatif yang cukup mengorbankan dana kecil saja, tidak perlu mempertaruhkan nyawa manusia. Teknologi drone seharusnya menjadi alternatif paling aman yang dapat dilakukan.

Namun sampai ini, komunitas drone Bali tidak terdengar gaungnya, entah apa yang ada dalam pikiran mereka. Apakah komunitas ini hanya berguna untuk mengabadikan momen momen pesta dan pemandangan indah semata? Seharusnya sejak kejadian yang dilakukan oleh sang pemangku, komunitas ini bergerak memberi informasi agar tidak perlu ada orang nekat mendaki Gunung Agung hanya untuk membuat video terkini situasi kawah Gunung Agung.

SB