Sekilas Pesta Wira Usaha Bali 2016

Dipostkan pada 2016-12-12 oleh Admin

Pesta Wirausaha Bali 2016 diadakan oleh komunitas Tangan Di Atas ( TDA ) Bali. Kami, deDari Kuliner berpartisipasi dengan membuka stan kuliner menjual es cendol dan es daluman. Kami mendaftar di awal sehingga kami kena bea sebesar RP 650.000,- sementara peserta yang mendaftar mulai H-7, dikenakan biaya Rp 750.000,-. Kami memilih stan di luar gedung dengan nomor 66. Demikian meyakinkan pada saat perjanjian sewa bahwa kami akan diberikan stan nomor 66.

Sekilas kami melirik rupa foto seorang anggota panitia yang menerima pendaftaran alias menerima uang registrasi dan terbentuk insting bahwa acara ini akan berlangsung tidak memuaskan. Kami sempat berdiskusi secara internal bahwa kami memperoleh insting buruk. Namun kami berpikiran baik bahwa kami akan melihat realitasnya di hari pelaksanaan kegiatan.

H-1 sebegaimana pemberitahuan kami datang jam 5 dan sambil menunggu kami mengobrol dengan peserta stan kuliner lain. Sudah 3 jam duduk menunggu namun tidak ada tanda stan kuliner luar gedung tersedia. Kami harus berproduksi malam mempersiapkan berjualan besok. Kami terpaksa pulang.

Keesokan harinya kami selesai berproduksi dan segera melaju ke Bali Creative Industry Center ( BCIC ) yang berlokasi di Tohpati. Betapa terkejut karena kami tidak mendapat tempat. Akhirnya ada sebuah meja kosong tersedia satu, kami gunakan. Lokasinya tidak sama dengan yang dijanjikan pada saat kami membayar untuk ikut buka stan dalam kegiatan ini. Kami kecewa, inilah realitas pertama yang kami amati bahwa kegiatan ini terkelola sangat tidak baik.

Sampai siang kami mengamati pengunjung luar tidak ada sama sekali. Kami was-was, sudah pasti jika pun beruntung, kami akan memperoleh penjualan hanya untuk membayar stan saja. Benar saja, siang jam makan tiba, peserta seminar dan stan keluar berbelanja, tidak ada pengunjung luar, bahkan hingga sore hari. Seorang piket dari sponsor kami ajak mengobrol terkait pengunjung luar, mereka pun kecewa. Demikian pun ketika kami mengobrol terkait prediksi kunjungan besok, kami benar-benar putus harapan. Acara Pesta Wirausaha Bali di Bali Creative Industry Center ( BCIC ) sepi pengunjung.

Jam tutup acara tiba dan kami menghitung penjualan. Pas sebesar uang sewa stan hari itu. Kami masih berpikiran baik, besok mungkin ada pengunjung. Tapi kami mengungkapkan itu dengan keraguan. Kami mengalokasikan berjualan di tempat lain agar mengurangi kerugian di BCIC pagi harinya dan akan melanjutkan berjualan di siang hari di BCIC. Besoknya, karyawan kami tugaskan berjaga. Sorenya kami menghitung hasil berjualan dan ini hanya mencapai setengah biaya sewa.

Inilah realita insting kami, memberikan hasil kerugian waktu, biaya dan tenaga. Komunitas TDA Bali berhasil menyelesaikan acara yang tanpa pengunjung, jika tidak dikatakan acara gagal. Secara bisnis ini termasuk acara merugi, bukan acara gagal. Ini menjadikan kami kapok, tidak ingin mengulang dan tidak ingin saudara-saudara lain mengalami kerugian yang sama akibat acara yang dikelola asal-asalan. Bahwa pengalaman kami mengikuti acara Pesta Wirausaha Bali 2016 memberikan kesimpulan bahwa acara yang dikoordinasi komunitas TDA Bali dikelola asal-asalan dan merupakan kegiatan merugi. Istilah awamnya adalah acara gagal.

 

SB